Delayed Gratification : Seni Menahan Diri Dari Godaan Kesenangan Sesaat

Bacaan 4 menit

Adik pernah gak sih pengen beli sesuatu yang mahal, tapi adik mengurungkan niat adik dan memutuskan uangnya buat ditabung aja. Atau, adik lebih memilih menggunakan waktu luang adik buat berolahraga dibanding cuman rebahan? Nah, itu dia yang disebut delayed gratification! Jadi delayed gratification adalah sebuah kemampuan menahan diri demi mendapatkan rewards yang lebih besar di masa yang akan datang. Biar adik kaga bingung, ini biar saya kasih tau mengenai Delayed Gratification.

Apa itu Delayed Gratification?

Delayed gratification atau gratifikasi tertunda adalah kemampuan menahan diri terhadap godaan kesenangan sesaat dengan harapan memperoleh rewards yang lebih besar dan bertahan dalam jangka yang panjang. Karena kita sekarang hidup di era dimana instant gratification berjalan, kita berharap mendapatkan hasil langsung dan reward langsung dengan cara yang instan. Walaupun begitu itu adik bisa embrace dan mencapai tujuan dan mimpi adik lebih cepet, kalo adik menerapkan delayed gratification.

Salah satu bentuk dari Delayed Gratification adalah frugal living, ini adalah konsep gaya hidup yang bertujuan untuk mengurangi pengeluaran dan cuman membeli barang yang benar-benar adik butuhkan. Bentuk lain dari delayed gratification adalah mengurangi atau bahkan menghindari fancy meals, membatasi berapa kali adik pergi nonton konser, menggunakan uang dengan bijak dan menyisihkan uang untuk ditabung atau diinvestasikan. Sisi positif kalo adik bisa nerapin beberapa poin di atas, adik bisa provide financial support ke kedua orang tua adik yang udah berkorban sangat banyak buat adik. Jadi bisa dibilang delayed gratification adalah sebuah praktik menahan diri untuk mendapatkan rewards secara langsung, dan lebih memilih untuk menginvestasikan waktu dan tenaga demi tujuan yang berjangka panjang. 

Keuntungan Menerapkan Delayed Gratification

Berikut adalah beberapa keuntungan dalam menerapkan delayed gratification.

  1. Adik jadi lebih resilience,
  2. Bikin adik lebih kuat menghadapi berbagai macam rintangan,
  3. Memiliki ketahanan yang kuat dalam menghadapi tantangan,
  4. Adik mendapatkan clarity (kejelasan), mengenai tujuan dan harapan yang ingin adik capai di masa yang akan datang.

Delayed gratification juga memaksa adik untuk refleksi diri mengenai apa yang benar-benar penting buat adik dan memudahkan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai goals yang adik punya. Dan ini mengajarkan adik juga untuk mengontrol perilaku impulsif dan membuat pilihan yang mempunyai efek jangka panjang dengan penuh kesadaran.

Dengan menerapkan delayed gratification juga bikin kita jadi "master of desires rather than slaves to our impulses". Ini adalah salah satu seni bersabar, karena ngebuat adik untuk sabar menunggu kesempatan yang tepat, membuat keputusan dengan pertimbangan yang matang, dan membuat adik embrace the journey daripada terobsesi dengan tujuan adik.

Baca yang ini juga dik: Adik merasa kesepian? Mau tau cara mengatasinya?

Marshmallow Experiment

Salah satu studi yang terkenal mengenai Delayed Gratification adalah Marshmallow Experiment yang dilakukan oleh Pak Walter Mischel, Psikolog Universitas Stanford yang dilakukan pada tahun 1970 dengan anak-anak kecil sebagai partisipan.

Jadi Pak Walter Mischel ini mengumpulkan beberapa anak kecil yang umurnya 4 - 6 tahun, mereka ditinggal di satu ruangan dan dikasih piring yang isinya marshmallow. Anak-anak ini dikasih pilihan sama Pak Walter, mereka boleh langsung makan marshmallow itu atau kalo mereka mau nunggu selama 15 menit, mereka bakal dapet 2 marshmallow. Dari eksperimen ini, Pak Walter mengamati ada beberapa anak yang langsung makan marshmallownya, ada juga yang sabar nunggu biar dapet 2 marshmallow.

Delayed-Gratification-Marshmallow-ExperimentMarshmallow Experiment, salah satu bentuk penelitian mengenai topik Delayed Gratification

Beberapa taun kemudian, melanjutkan penelitian longitudinal ini, Pak Walter menemukan anak-anak yang dulu nunggu 15 menit buat dapet 2 marshmallow, punya nilai akademik yang lebih bagus (dibanding dengan yang langsung makan marshmallow), nilai SAT-nya lebih bagus (SAT ini kayak ujian masuk universitas di US), punya keterampilan emosional dan kemampuan bersosialisasi yang lebih bagus di masa pubertas dan masa dewasa.

Cara menerapkan Delayed Gratification

Untuk menerapkan Delayed gratification, adik bisa lakukan 3 hal berikut

  1. Adik harus nentuin dengan jelas tujuan jangka panjang yang paling penting buat adik,
  2. Bikin rencana yang terstruktur buat ngegapai tujuan tersebut, dan
  3. Belajar mindful decision making, jadi adik harus belajar untuk bisa mengambil keputusan dengan perhitungan yang tepat, bukan karena impulsif.

Memang secara teori, 3 poin di atas terlihat tidak mudah, tapi adik gak perlu khawatir. Karena semua ini bisa dilatih.

Adik harus bisa investasi pada perkembangan diri dan kemampuan potensial yang adik punya. Karena sukses itu bukan fenomena yang terjadi dalam semalam, melainkan sebuah perjalanan (journey). Dalam journey ini, banyak sekali konsistensi dan fokus yang akan dibutuhkan. Kalo adik masih suka tergoda dengan instant gratification, berhenti dulu, coba tulis apa yang bikin adik tergoda dan coba dipikirkan secara perlahan, biar adik bisa mengambil keputusan yang matang. Atau contoh yang pernah saya terapin adalah ketika saya mau beli barang yang mahal dan gak terlalu penting, saya tulis harganya di sticky notes dan bikin perbandingan sama barang yang bener-bener lebih penting. Terus sticky notes-nya saya tempel di tempat yang sering saya lewatin, kalo saya sendiri saya tempel di pintu kamar saya. Contoh : Kemarin saya mau beli game Elden Ring yang harganya 600 ribu, saya bandingin sama makan siang dan bensin saya seminggu yang kira kira abis 200 ribuan, jadinya saya tulis satu game = ongkos 3 minggu. Abis itu saya tunggu semingguan, godaannya bakal lebih berkurang. Dan bener aja saya kaga jadi beli itu game.

Contoh pengaplikasian Delayed Gratification dalam kehidupan sehari-hari

Delayed Gratification ini bisa diaplikasikan kemana aja, salah satunya adalah dalam pemilihan makanan. Kalo adik mulai makan makanan yang sehat dan mengurang junk food. Adik bakal ngerasain efeknya di masa yang akan datang, badan lebih sehat dan jauh dari penyakit. Contoh lainnya adalah mengontrol keuangan adik. Daripada uangnya habis buat nonton konser, adik bisa lebih milih investasiin uangnya. Emang gak instan hasilnya, tapi di masa yang akan datang adik bakal bersyukur karena lebih milih investasi. Dalam relationship juga gitu dik. Dalam membangun hubungan yang kuat sering kali melibatkan Delayed Gratification. Contohnya, adik harus berusaha memahami cem-ceman adik, melakukan komunikasi yang efektif dan berusaha memaafkan kesalahan yang udah dilakukan cem-ceman adik. Mungkin adik gak sadar, tapi itu adalah salah satu bentuk Delayed Gratification juga. Rewards-nya adalah hubungan yang deep dan langgeng untuk jangka panjang.

Delayed-Gratification-Exercising-Rather-Than-Napping

Memilih buat olahraga daripada rebahan juga merupakan salah satu bentuk Delayed Gratification

Delayed gratification ini bukan merupakan sebuah sifat bawaan dari lahir. Ada faktor-faktor kayak usia, kepribadian, dan bahkan keadaan yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menunggu rewards. Tapi dari penelitian yang udah-udah menunjukkan bahwa ini adalah skill yang bisa adik kembangkan dan improved seiring berjalannya waktu. Petani buah aja harus nunggu pohonnya berbuah dulu biar dapet keuntungan. Semoga artikel ini bisa membantu ya dik! Kalo ada pengalaman mengenai penerapan Delayed Gratification yang udah pernah adik lakuin, boleh banget dishare yak!

Ditulis oleh:
Jamal Robot
Bacaan 4 menit
Dilihat :
144

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait