Tips memilih rumah/tanah untuk di beli buat bapak2 yang sayang keluarga

Bacaan 3 menit

Beli rumah bisa dibilang susah-susah gampang. Di sini saya mau mencoba sedikit berbagi, kali aja bisa membantu bapak-bapak yang lagi hunting rumah buat keluarga atau investasi dilihat dari sisi legalnya. Tips Jual-Beli Rumah/tanah yang ringan2 aja yak. Semoga bermanfaat.

 

  1. Yang pertama, pastikan Bapak sreg masalah desain dan letak lokasi asset tersebut. Poin yang ini kaya nya jelas banget deh kudu jadi “poin number one..”. Sesuaikan budget nya. Dan lagi2, ini juga harus nya jelas banget untuk jadi “poin number two..” Tapi sebenernya yang saya maksud disini adalah budget yang sesuai (harga rumah + Biaya Balik nama yang lumayan). Biaya ini harus masuk perhitungan karena biasanya ini yang orang tidak siap.

  2. Kalo bisa, mencari rumah langsung dari tangan pertama yang negotiable.. biar bisa nego.. hehe.. Ini juga berfungsi untuk menghindari permasalahan pemalsuan dan sengketa tanah. Dan bapak sebelum beli rumah/tanah baik nya kudu melihat kondisi fisik secara langsung (elus2 tuh tembok, remas2 tanah nya pak, biar dapet feel dan sesuai gak spesifikasinya). Bapak Jangan melakukan tawar-menawar lewat jual-beli online, terus deal, kemudian transfer DP/Full karena percaya sama pengembang property terkenal. Ini bahaya banget.

  3. Pilih Lingkungan yang sesuai dengan vibes bapak dan keluarga, baik fasilitas lingkungan maupun warga  yang sesuai. (hindari lingkungan yang warga nya banyak baperan) alasan nya, karena kalo bapak ga betah di lingkungan tersebut, maka akan bapak jual kan? Klo memang lingkungan nya dari awal udah ga sehat maka harga jual kembali juga ga bagus2 amat..sayang pak, rumah termasuk investasi soalnya.

  4. Coba kulik2 dari lingkungan tetangga rumah/tanah yang akan bapak beli. Iseng aja.. nongkrong di warung kopi lingkungan sekitar sambil ngobrol2 ma warga untuk mengetahui tentang silsilah kepemilikan rumah tersebut, tentang keluarga nya dan lain hal, karena ini berkaitan dengan status tanah tersebut. Apakah ada proses waris, hibah di keluarga, apakah ada sengketa dan lain-lain. Agar lebih yakin, minta ijin sama pemilik untuk melakukan ceking Sertipikat tanah melalui NOTARIS-PPAT setempat sesuai dengan wilayah tanah tersebut. Hal ini di lakukan supaya mendapatkan secara detail informasi mengenai bukti kepemilikan tanah tersebut, bermasalah atau tidak.

  5. Harus tau mengenai status alas hak tanah yang mau di beli tersebut. Apakah alas Hak nya masih berupa Girik/Segel/Petok/SKT/LetterC, kalau masih belum berupa sertipikat Hak maka saya sarankan untuk mengurus pensertipikatan nya dulu. Andaikan alas Hak nya sudah bersertipikat, sertipikat pun terbagi kedalam beberapa jenis. Contoh2 alas Hak sertipikat, yaitu Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai, Hak Sewa dan lain sebagainya. Nah, dari pada kedepan nya bapak ribet dan keluar duit lagi karena perbedaan alas hak. Mending bapak lebih perhatian di awal deh.

  6. Sesuaikan luasan yang ada di sertifikat dengan yang ada lokasi, jangan sampai yang ada di lokasi / PBB lebih kecil luasan nya dari pada yang tertuang di sertipikat, bapak rugi, kalo misalnya tanah dilokasi nya lebih luas dari pada yang ada disertipikat juga ga boleh pak, dosa. Takutnya ada hak orang dan juga lebih rentan gugatan. Sebaiknya di sesuaikan dulu ukurannya karena kalo tetap di proses pasti akan terhambat karena perbedaan luasan yang ada di sertifikat dan di PBB. Proses Penyesuaian ini dapat diurus sendiri atau dibantu di kantor Notaris-PPAT.

  7. Pastikan penjual mampu memenuhi persyaratan Jual-beli. Alasan mengapa syarat nya kurang itu harus jelas, Jangan kemakan janji-janji si penjual “gampang pak..itu bisa diatur..” atau “iya pak, nanti setelah transaksi kita lengkapi syarat dan bantu urus balik namanya..”. Jangan di paksakan pak, klo penjual ga bisa melengkapi persyaratannya walaupun letaknya strategis dan harganya murah. Jangan ngebet dan gelap mata pak, meski istri udah ridho. Mending skip, karena ga bisa diproses.

  8. Setelah melalui tahapan-tahapan diatas, Lakukan transaksi di hadapan Notaris-PPAT pada saat penandatanganan akad jual-beli. Ada sih orang yang bertransaksi duluan sebelum datang ke Notaris-PPAT, ya boleh2 aja. Tapi lebih amannya sih dilakukan proses cek dan ricek sertipikat dulu. Kalaupun sudah terjadi transaksi, jangan lupa meminta tanda terimanya dan kelengkapan syaratnya kemudian sebaiknya langsung di bawa ke Notaris-PPAT untuk proses balik nama. Oia, jangan lupa tanyakan IMB nya klo rumah sudah berdiri diatas tanah. Mayan kan punya IMB sebagai Bonus, enak klo suatu saat mau buat tempat usaha.

 

 

  • Saya saraaaan bener pak, klo misalnya beli rumah jangan dengan cara di bawah tangan. beneran pak, susah kedepannya buat bapak. Oleh karena itu sebaiknya harus segera di balik nama di BPN melalui Notaris-PPAT. Selain untuk menghindari penipuan dan sengketa, Jual-Beli yang di catatkan di BPN akan mendapatkan Sertipikat kepemilikan atas tanah dengan nama pribadi pembeli langsung. Soalnya nih ya, klo sertipikat masih atas nama orang lain, bapak ga bisa Jual lagi, ga bisa di gadai/anggunkan, ga bisa di wariskan. serem ga pak? saya sih takut kayak ngeliat tebo pake lipstik. Bisa sih di urus, tapi akan sangat ribet, prosesnya lama, dan keluar biaya yang lebih wow pak.

 

Ditulis oleh:
Munawir Bin Sabin
Bacaan 3 menit
Dilihat :
558

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait