Perasaan Temen Saya Dikasih Surprise Buku Harian Bapaknya

Bacaan 2 menit

Saya punya cerita menarik nih, Pak. Tentang salah satu teman saya. Pas hari ayah 12/11 kemarin, dia dapat surprise dari ibunya. Sebuah lembaran dari buku harian tahun 90. Lebih tepatnya, dari buku harian sang ayah. Isinya begini:

"Tantri senang sekali, melihat keramaian yang ada di Taman Mini Indonesia. Keriangan tampak di wajahnya, dan dia selalu bernyanyi kecil manakala kendaraan yang kami tumpangi melintasi anjungan-anjungan yang menarik hatinya. 

Sengaja kami pilih pada hari libur ini untuk mengajaknya jalan-jalan. Theatre keong emas tidak luput kami saksikan! Film “Speed” yang penuh adegan mendebarkan membuat jantung seakan-akan berhenti berdetak.

Anak perlu diajak ke alam lain agar memiliki nuansa baru dan pengalaman baru. Tantri menikmati semua apa yang disajikan di TMII.

Memang perlu untuk sekali-kali mengajaknya ke dunia lain. Hal ini bukanlah suatu keharusan. Aku ingin Tantri menikmati keriangan dimasa kanak-kanaknya, agar dia Bahagia"

Saya yang saat itu ikut membaca dari status WA nya, membalas dengan iseng, "Bisa jadi bahan cie-cie an ke papa nih"

"Haha.. kalau dulu sih nggak berani. Sekarang udah jauh 'melunak'"

Kita yang masa kecilnya ada di tahun 90-an mungkin juga punya tipe ayah yang sama seperti teman saya itu. Ayah yang kaku, yang nggak pernah bilang sayang, dan nggak terlibat urusan sekolah. Kita merasa bahwa Ayah adalah sosok 'menakutkan' yang mungkin siap memberi hukuman kapan pun kita berbuat nakal, dan mungkin juga punya sisi hangat yang tidak kita tahu.

Di akhir perbincangan saya dengan teman saya itu, dia bilang, "Sekarang aku tau gimana perasaan papa sebenarnya"

Setelahnya, saya membaca isi diary itu sekali lagi. Yang saya bayangkan adalah Sang Ayah yang tersenyum menulis diary di bawah sinar lampu belajar sambil menatap putri kecilnya yang tidur kelelahan sehabis berjalan-jalan.

Ternyata, mengungkapkan perasaan ke anak itu, penting ya Pak. Bukan cuma pas anak kita masih kecil, tapi saat usia remaja atau bahkan ketika nanti mereka dewasapun tetap perlu.

Supaya anak tahu, kalau ayahnya ini bukan sekedar mesin uang yang bayarin sekolah dan jajannya anak. Supaya anak merasa, meskipun kita menghabiskan banyak waktu di luar rumah tapi kita juga ayah yang bisa mereka jadikan tempat bersandar & bercerita.

Jadi, sudah bilang sayang ke anak hari ini?

Ditulis oleh:
Runa Aviena
Bacaan 2 menit
Dilihat :
2272

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait