Pak, pernah kagak sih kepikiran banget sama yang orang lain bilang ke bapak? Kadang kepikirannya bisa bikin bapak overthinking sampe kagak bisa tidur. Ini saya mau bercerita kisah Luqman Al Hakim, yang penuh dengan hikmah dan bisa jadi pelajaran buat kita semua. Dengan kisah ini, harapan saya bapak akan sadar kalo bapak tidak perlu terlalu fokus sama omongan orang lain, karena pendapat orang lain adalah cerminan diri mereka sendiri, bukan cerminan diri kita.
Kisah Luqman Al-Hakim dengan Anaknya
Alkisah pada suatu hari, Luqman Al-Hakim berkata pada anaknya "Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus berusahalah hingga kau mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan apapun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk menyatukan hati dan pikiran mereka. Itulah fakta hidup ditengah orang banyak dengan berbagai kepentingannya masing-masing."
Sambil menarik tali kekang keledainya, Luqman berkata kepada anaknya "Mari kita buktikan!".
Luqman sama anaknya mulai berjalan dari rumahnya. Pas berangkat, Luqman menaiki keledai, sedangkan si anaknya disuruh jalan kaki sambil memegang tali keledai. Bener aja, gak lama kemudian orang-orang yang mereka lewatin berkomentar, "Anak kecil itu menuntun keledai, tapi orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Egois banget orang tua itu, masak anak kecil disuruh jalan kaki, sementara dia enak naik keledai". Mendengar komentar orang-orang disepanjang jalan tersebut, Luqman ngomong ke anaknya, "Anakku, coba denger deh, apa yang mereka katakan tentang kita"
Luqman sama anaknya lanjut lagi nih jalan. Tapi sekarang ganti posisi, sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan si anak naik di punggung keledai. Di tengah perjalanan, mereka diomongin lagi sama orang. "Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtua dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai." Mendengar komentar orang-orang dijalan, Luqman pun ngomong lagi ke anaknya, "Anakku, coba denger lagi deh, apa yang mereka katakan."
Udah jalan melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman minta anaknya buat ikut naik ke punggung keledai. Jadi sekarang dua-duanya sama-sama naik di atas keledai. Di tengah perjalanan, mereka diomongan lagi sama orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan. "Bodo banget bapak sama anak itu! Kasian banget keledai-nya udah kecil, kurus begitu dinaikin berdua". Mendengar komentar orang-orang di jalanan, Luqman ngomong lagi ke anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut. "Dengar dan perhatikan dengan seksama, apa yang mereka katakan, anakku!" Kata Luqman kepada anaknya.
Abis ngomong begitu, Luqman ngajak anaknya turun dari punggung keledai. Nah, sekarang mereka berdua sama-sama jalan kaki menuntun keledainya. Di tengah perjalanan, mereka ketemu lagi ama orang-orang yang komentar mengenai perilaku si Luqman sama anaknya. "Laaaah, bodo banget bapak dan anak itu! Sama-sama jalan nuntun keledai, kenapa keledainya kagak dinaekin aja biar kagak capek di perjalanan!?"
Setelah perjalanan tersebut, Luqman ngomong ke anaknya, "Anakku, kamu denger sendiri kan? Semua perkataan mereka ke kita dari awal perjalanan kita mulai? Di mata mereka, gak ada satupun tindakan kita yang benar. Semuanya salah!". "Karena itu, dalam hidup ini kita harus punya prinsip, pendirian yang kuat dan harus bisa tegas. Lakuin aja apa yang bermanfaat bagimu dan agamamu, jangan terlalu mikirin dan ambil pusing sama apa yang dikatakan orang lain. Aku berharap kamu bisa mengambil sendiri pelajaran berharga dari perjalanan kita dengan keledai ini," kata Luqman sambil mengikat keledai pada sebuah tiang.
Begitulah kisahnya, pak. Apan hidup kita kan milik kita sendiri ya, jadi bapak kagak usah terbebani sama apa yang orang lain bilang. Karena mereka juga kagak tau banget tentang kita. Semoga bermanfaat ya, pak!
