Jurus Kebal dari Franchise Abal-abal

Bacaan 3 menit

Suatu hari Bapak dapat bonus gede banget dari kantor atas pencapaian Bapak yang melampaui target. Bapak seneng banget, dan langsung alokasiin di kepala: sekian persen untuk ditabung, sekian persen untuk sedekah, dan sekian persen untuk diinvestasiin untuk modal usaha karena Bapak udah lama banget punya impian untuk punya usaha kuliner. Tetapi Bapak nyadar nih sebagai pegawai yang sukses banget, waktu bapak untuk bangun usaha dari nol bisa dibilang ga ada. Maka, Bapak mutusin untuk ambil franchise dengan pertimbangan tinggal jalanin dan semuanya udah ada sistemnya.

Bapak mulai riset dan cari tau seluk beluk franchise mana yang prospek. Mulai dari yang brand-nya udah terkenal banget, sampe yang bikin Bapak mbatin “apaan nih kagak pernah liat perasaan”. Bapak ngunjungin akun media sosialnya satu persatu dan akhirnya kesengsem sama satu franchise yang tampak menjanjikan. Saking antusiasnya Bapak, akhirnya sampe kebawa mimpi nih Pak tentang rencana buka franchise ini. Di dalam mimpi, Bapak ketemu diri sendiri dari masa depan yang udah jalanin usaha franchise, dan wanti-wanti Bapak kalo di luar sana banyak franchise yang keliatannya doang mentereng padahal bisnisnya ga menjanjikan. Dia jelasin hal apa aja yang harus diperhatiin dan kasih tips buat Bapak supaya ga ambil franchise kuliner yang abal-abal.

Mungkin Bapak butuh juga nih: Kisaran Harga Franchise Makanan dari Brand Lama sampe yang Lagi Rame

Franchise abal ga peduliin keberlanjutan bisnis

franchise bangkrut

Ciri utama dari franchise abal-abal, biasanya mereka ga peduli dengan bagaimana progress dan perkembangan usahanya setelah Bapak ambil lisensi dari mereka. Mereka ga peduli berapa penjualan dari toko yang Bapak buka, yang penting Bapak beli bahan baku dan kemasan yang ada label brand dari mereka. Fokus utama franchisor (pihak yang menjual lisensi suatu franchise) abal ini emang cuma jualan franchise fee dari para franchisee (pihak yang ambil suatu franchise).

Jangan terbuai dengan jumlah followers di media sosial

followers instagram banyak

Dari proses riset Bapak untuk mencari franchise yang bagus, pasti Bapak nyari akun sosial medianya. Bapak liat jumlah followers-nya ada yang udah sampai ratusan ribu hingga jutaan. Bapak terkesima liat angka ini dan tanpa pikir panjang “mantep nih franchise followers-nya banyak bener”. Perlu diinget pak, jaman sekarang followers banyak yang jual alias palsu. Jadi sangat mungkin mereka beli followers dengan jumlah banyak, dengan tujuan emang untuk merias profil mereka di media sosial. Yang juga Bapak perlu pahamin, jumlah followers tidak sama dengan jumlah pelanggan. Katakanlah followers yang mereka punya bukan hasil dari beli followers, tetapi Bapak tetap harus was-was, bisa aja mereka pernah bayar influencer dengan jutaan followers untuk ngiklanin usaha mereka, dan seketika jumlah followers mereka melambung. Jadi jangan menganggap kalau followers adalah pelanggan ya, Pak.

Konten media sosial mereka isinya jualan franchise ketimbang jualan produk

media sosial scam

Ini juga jadi salah satu ciri paling jelas, Pak. Bapak liat lama media sosial mereka, mayoritas kontennya itu lebih banyak masarin franchise mereka. Pokoknya gencar banget untuk meyakinkan orang supaya mau invest uangnya di franchise yang mereka punya. Sementara, produk yang mereka jual, dikit banget yang mereka jadiin konten. Bahkan ada yang sampai buat video profile yang isinya menampilkan jumlah cabang mereka yang katanya udah banyak, testimoni dari para franchisee yang udah pada buka dan sukses setelah bekerja sama dengan mereka. Padahal kalau Bapak jeli, video ini keliatan banget dari kualitasnya yang jelek, mulai dari penceritaan sampai talent yang kaku banget kaya figuran sinetron kolosal.

Sekalian biar gak lupa: Ide Bisnis Sampingan yang Modalnya Kecil

Survey ke lapangan untuk ngecek toko mereka

survey ke lapangan

Dari apa yang mereka tampilkan di media sosial, Bapak harus banget turun ke lapangan buat mastiin bahwa jumlah toko yang menurut mereka udah banyak itu masih jalan apa engga. Pastiin toko-toko itu emang masih jualan dan menghasilkan. Bapak juga bisa ngobrol-ngobrol dengan karyawan di toko itu tentang gimana penjualannya selama ini, apakah pelanggannya ramai atau sepi. Syukur-syukur Bapak bisa ketemu dengan franchisee dari toko itu. Jangan ragu untuk gali pengalaman dari mereka. Kalaupun Bapak ga ada waktu untuk survey, Bapak bisa cek lewat layanan ojol. Bapak coba beli aja dari beberapa toko, apakah emang masih jualan atau udah tutup. Itung-itung sekalian tes produk, Pak.
 
Dari nasihat dan tips yang dikasih sama diri Bapak di masa depan itu, akhirnya Bapak terbangun dari tidur dan langsung jalanin kiat-kiat supaya tidak salah ambil franchise kuliner. Bapak langsung menemukan banyaknya franchise yang tidak seharusnya Bapak ambil dan bisa memilih mana yang beneran bagus. Pada dasarnya, franchise yang bagus itu pengen usahanya berkembang, produknya laku, dan peduli banget sama para franchisee mereka. Bayangin aja misalnya Bapak buka usaha sendiri, terus temen Bapak ngajak kerja sama pengen buka cabangnya. Masa iya Bapak ga peduli sama keberlangsungannya?

Ditulis oleh:
Rizki Muhammad
Bacaan 3 menit
Dilihat :
542

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait