Ada banyak sebutan untuk anak yang berbeda dengan anak lain. Sebagian mengatakan anak khusus, yang lain mengatakan anak spesial. Tapi yang pasti, Bapak dan istri adalah orang tua yang luar biasa!
Setiap orang tua pasti mengharapkan anak yang sama dengan anak lainnya. Tapi, manusia itu unik. Anak Bapak adalah salah satunya.
Memiliki anak yang berbeda memang memiliki tantangan sendiri. Kadang menguras tenaga, kadang menguras energi. Bahkan kadang menguras biaya juga. Namun, Bapak harus tetap ingat hal2 ini:
1. Bukan salah bapak atau anak bapak
Beberapa orang menganggap bahwa kehadiran anak yang berbeda di tengah keluarga adalah kesalahan seseorang. Sebagian menyalahkan orang tuanya, sebagian lagi menyalahkan anaknya.
Tapi sebenarnya tidak ada yang salah dalam hal ini. Sebagian besar kelahiran anak yang berbeda disebabkan karena genetik. Dan tidak ada seorang pun yang bisa mengatur bagaimana genetik seseorang, termasuk Bapak.
Karena itu, Bapak tidak perlu menyalahkan siapapun. Dukungan dan kehadiran Bapak lebih penting daripada mencari siapa yang salah atas kondisi ini.
2. Bapak tidak sendirian
Mungkin Bapak merasa kalau anak Bapak berbeda dari anak2 lain di sekolah atau di lingkungan. Jadi, Bapak merasa harus menghadapi keadaan ini sendirian.
Tapi, sebenarnya tidak begitu. Ada banyak orang tua lain yang mengalami hal yang sama dengan Bapak. Mengikuti forum online atau forum lainnya dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan sendirian yang Bapak hadapi.
3. Terapi tidak selalu berjalan mulus dan itu hal yang wajar
Proses terapi sering kali tidak berjalan mulus. Ada kalanya Bapak merasa kalau segalanya berjalan dengan baik. Anak Bapak menunjukkan perkembangan ke arah yang positif. Dan harapannya, dalam beberapa pekan atau bulan, terapinya bisa selesai. Lalu, tiba2 saja anak Bapak kembali tantrum.
Sebenernya, ini hal yang wajar banget, Pak. Terapi emang gak selalu berjalan mulus. Dinamika dalam terapi itu sering banget terjadi. Dan bukan berarti Bapak gagal atau anak Bapak gak bisa membaik. Jadi, Bapak tenang aja dan tetap percaya sama proses.
4. Selalu ada harapan
Menjalani terapi panjang memang melelahkan. Apalagi kalau progressnya sangat lambat. Tapi ganapa, Pak. Bapak gak lagi membuktikan sesuatu ke siapa2. Anak Bapak juga gak lagi lomba sama siapa2.
Yang terpenting, Bapak gak hilang harapan dan selalu yakin kalau hidup akan lebih baik suatu hari nanti.
5. Belajar menghargai hal-hal kecil
Memiliki anak yang berbeda itu belajar banget menghargai hal2 kecil. Kemajuan anak Bapak udah pasti beda sama anak temen2 Bapak. Jadi, Bapak bakal belajar gimana caranya menghargai pencapaian2 kecil dan sederhana yang diraih sama anak Bapak.
Bapak juga bakal belajar memahami bahwa gak semua hal harus sama dengan orang lain. Anak Bapak punya timeline hidup dan pencapaian yang beda dari anak biasanya. Dan itu ganapa.
Setiap orang punya waktunya. Anak Bapak juga.