Setiap orang tua pasti ingin anaknya bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang aktif, kreatif dan hebat. Anak di usia dini kadang bikin kita bingung ya, pak? Karena mereka menunjukkan ketertarikan yang berubah-ubah terhadap sesuatu. Kemarin seneng main bola, sekarang seneng nyanyi. Apan bingung ya kitanya. Memang mengetahui minat dan bakat anak sejak dini tuh tricky pak. Tapi tenang, pak. Ada caranya biar bapak bisa mengetahui minat dan bakat anak sejak dini. Apa saja sih?
Observe and follow the child's lead
Pertama-tama bapak harus observasi dulu alias merhatiin anak bapak, dia demennya apa aja sih? Ketika main, anak bapak cenderung ngapain sih? Bapak mesti perhatiin dan kalo bisa nyatet dan inget aktivitas yang menarik minat anak bapak. Setelah itu bapak bisa ikut terlibat dalam kegiatan anak bapak. Contohnya, anak bapak seneng banget ngomongin dinosaurus, atau contoh lainnya ketika temen-temennya ngajak main bola, bapak bisa perhatiin ekspresi anak bapak. Kalo dia seneng dan tertarik, udah pasti minatnya ke arah sana. Dari sini juga bapak bisa tau preferensi anak bapak terus tinggal bapak ikutin dan support terus minatnya.
Melakukan Trial-Error
Setelah observasi bapak bisa coba mulai ngasih dia stimulus untuk nyoba hal-hal baru. Misalkan bapak ngajak anak bapak ke alun-alun atau taman bermain, terus anak bapak seneng atau excited sama orang-orang yang lagi maen bulutangkis, bapak bisa coba ajak anak bapak untuk coba main bulutangkis. Nanti outputnya bakal ada dua, entah anak bapak menemukan kesulitan dan menyerah, atau menemukan kesulitan tapi tetap semangat untuk nyobain. Dari sini bapak bisa tau keputusan yang bisa bapak ambil selanjutnya.
Amati Kecerdasan Anak
Kalo kata Pak Howard Gardner, seorang developmental psychologist dari Harvard University, manusia itu sebenernya punya 9 jenis kecerdasan, diantaranya adalah:
- Verbal-Linguistic (Word Smart): Keterampilan verbal yang berkembang dengan baik dan kepekaan terhadap bunyi, makna, dan ritme kata-kata.
- Mathematical-Logical (Number Smart): Kemampuan untuk berpikir secara konseptual dan abstrak, dan kemampuan untuk membedakan pola logis atau numerik.
- Musical Intelligence (Music Smart): Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasi ritme, nada, dan timbre (warna nada).
- Visual-Spatial Intelligence (Picture Smart): Kapasitas berpikir dalam gambar dan lukisan, dan bisa memvisualisasikan secara akurat dan abstrak.
- Bodily-Kinesthetic Intelligence (Body Smart): Kemampuan mengendalikan gerakan tubuh dan menangani objek dengan terampil.
- Interpersonal Intelligence (People Smart): Kapasitas untuk mendeteksi dan merespons secara tepat suasana hati, motivasi, dan keinginan orang lain.
- Intrapersonal Intelligence (Individual Smart): Kapasitas untuk sadar diri dan selaras dengan perasaan batin, nilai-nilai, keyakinan dan proses berpikir.
- Naturalist Intelligence (Nature Smart): Kemampuan mengenali dan mengkategorikan tumbuhan, hewan, dan benda-benda lain di alam sekitar.
- Existential Intelligence: Sensitivitas dan kapasitas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang keberadaan manusia, seperti makna hidup, mengapa kita mati, dan bagaimana kita bisa berada disini.
Kalo kata Pak Howard ini namanya multiple intelligence, Menurut teori ini, seorang individu, termasuk anak-anak, mempunyai kombinasi kecerdasan yang unik, dan wajar bagi seseorang untuk memiliki kemampuan lebih dari satu bidang kecerdasan. Nah, dari sini bapak bisa bimbing dan support anak bapak sesuai dengan kecerdasan mereka. Contohnya, kalo anak bapak ternyata menonjol di Bodily-Kinesthetic Intelligence, berarti anak bapak suka melakukan aktivitas fisik, olahraga, atau bahkan menari.