Belajar Bahasa Inggris Dengan Cara Yang Tidak Diajarkan di Sekolah

Bacaan 4 menit

Dari kecil sampai SMA kelas 2, saya nggak paham bahasa inggris. Jadinya, belajar bahasa inggris kayak belajar matematika. Hafalin aja apa yang diomongin guru sama rumus-rumusnya. Tapi pas udah ngeliat film, baca inggris, atau ketemu bule, kepala saya langsung mumet. Hingga saya kelas 3 SMA, semua itu berubah. Saya mulai paham asyiknya belajar Bahasa Inggris. Saya garis bawahi ‘paham asyiknya’. Bukan paham pentingnya ya.

Jadi saya mencoba berbagai metode belajar bahasa inggris tanpa bayar. Dan dulu, jaman SMA, saya juga di dalam asrama, handphone dilarang, internet susah, tapi di tengah kesempitan itulah saya menemukan momen belajar bahasa inggris yang menyenangkan. Sampai-sampai, saat mau masuk kuliah, saya kaget, tes TOEFL saya bisa mencapai 543. Saya ingat sampai sekarang skor tersebut. 

Belajar bahasa inggris, tapi melalui jalur hiburan. Ini yang saya lakukan.

Nonton Filem Yang Emang Disenengin

Waktu itu di kelas 3, sebagai senior, kami bisa menyimpan laptop di asrama. Walaupun malamnya harus dikembalikan ke rumah guru untuk dititipkan. Di situ saya diperkenalkan oleh teman saya ke TV Series. Itulah pertama kalinya saya paham ada yang namanya tv series. Karena biasanya saya hanya nonton film-film biasa yang durasinya 1 sampai 2 jam dan langsung selesai.

Dan teman saya menyuruh saya untuk pakai subtitle bahasa inggris. Btw, ini nonton film-nya pake file ya. Saya minta dari hardisk temen. Jaman itu belum ada netflix di sini. Masih jaman purba dibanding sekarang kalau urusan layanan internet. 

Film serial pertama yang saya tonton adalah CSI NY ( Crime Scene Investigation New York ). Ini adalah film tentang olah TKP dalam kasus kriminal gitu. Bagaimana polisi, detektif, dan dokter bekerjasama dalam menemukan siapa penjahat atau pelaku kejahatan dari mengolah tempat kejadian perkara. Semuanya diselesaikan pakai science. Keren. Saya seneng betul film-nya. 

Itu dulu ya. Saya suka banget itu film. Tapi… karena subtitle-nya bahasa inggris, saya sering kesulitan buat paham apa yang dimaksud. Sampai akhirnya saya ngajak temen saya untuk nonton bareng setiap malam. Jadi, setiap ada istilah yang saya nggak paham, saya langsung tanya. Saya inget betul, nanya ke dia waktu itu, apa artinya ‘evidence’. Ternyata artinya adalah barang bukti. 

Karena bingung dan nanya mulu, saya sering pause film-nya. Di awal, saya pause hampir setiap menit. Tapi di episode kedua, 5 menit sekali baru pause. Episode ketiga, tunggu 10 menit baru pause. Hingga suatu ketika saya pernah nggak pause sama sekali, karena saya udah paham semua arti istilah di episode tersebut.

Baca Majalah Yang Disuka

Dahulu kala, ada seorang kerabat yang memberikan saran kepada saya, kalau mau bisa bahasa inggris, coba aja baca buku cerita atau majalah yang isinya full bahasa inggris, sampai selesai. Nggak perlu tahu artinya, nggak perlu. Yang penting baca sampai selesai. Lalu ulangi sampai 3 kali. Saya coba cara itu, dan tetep nggak paham.

Akhirnya saya coba cara lain. Ada majalah kecil, ya kayak Nat Geo gitulah modelnya, warna warna, banyak gambar, artikelnya nggak panjang-panjang, fotonya menarik dan keren. Judulnya Reader’s Digest Asia. Itu isinya seru banget. Ya jaman dulu kan belum lumrah internet, jadi baca majalah itu seru. Nah, ini isinya bahasa inggris semua.

Lalu setiap baca majalah itu, saya selalu membawa kamus Oxford. Kalian tahu kamus Oxford? Itu kayak Kamus Bahasa Indonesia kita, yang tebelnya minta ampun dan bisa buat ganjel gerbang sekolah, tapi ini versi inggris. Jadi kalau cari arti suatu kata inggris, nanti penjelasannya juga dalam bahasa inggris. 

Teknisnya, ketika saya menemukan istilah yang saya tidak paham di artikelnya, saya langsung tandai pakai pulpen merah. Lalu saya lanjutkan lagi bacanya. Pas udah selesai baca, kan buanyak banget itu kata-kata yang saya lingkari merah. Nah, saya cari tuh satu per satu maknanya di kamus oxford. Memang rada ribet sih. Mestinya bisa pake kamus inggris indonesia. Tapi saya nggak punya yang bentuknya sekecil kamus oxford. Jadi ya udah.

Di artikel pertama yang saya baca, itu banyak banget lingkaran merah. Lanjut artikel berikutnya, mulai berkurang. Padahal ini beda artikel, beda topik, beda istilah-istilah lho. Lalu semakin ke halaman belakang, semakin dikit lagi artikelnya. 

Kuncinya: Relevan & Menarik

Dari dua hal ini, saya merasa skill bahasa inggris saya meningkat drastis. Iya serius. Hanya karena nonton tv series dan baca majalah. Nggak ada itu belajar grammar, verb, dll. Bahkan, sampai sekarang, kalau saya nonton tv series atau movie, subtitle-nya harus bahasa inggris. Aneh rasanya pake subtitle bahasa indonesia  

Okey, kenapa bisa begitu?

Yang pertama, soal repetisi dan paham ketidakpahaman kita. Yang kedua tentang mencari tahu apa yang kita tidak paham. Lalu yang ketiga, yang terpenting adalah soal ketertarikan dan relevan. 

Maksudnya relevan dan ketertarikan? Simpelnya gini, saya cari tahu istilah atau kalimat yang saya tidak paham secara sukarela dan dilandasi atas rasa penasaran. Saya paham betul tujuan saya mencari arti-arti kata tersebut. Saya tidak disuruh guru. Saya bukan belajar matematika yang saya tidak paham nanti tujuannya apa. Saya sedang tidak belajar bahasa indonesia yang sampai sekarang saya jarang ketemu yang namanya selain Budi dan Ani. 

Dengan demikian, di sini saya nggak merasa belajar. Analoginya seperti lagi nonton stand up comedy, terus ada satu dua istilah yang saya yang nggak paham dan saya nanya ke penonton sebelah. Terus setelah paham, saya ketawa, walaupun telat. Ya kurang lebih kayak gitu. Saya sangat menikmati proses itu, dan excited ketika menemukan jawaban atas hal yang tidak saya paham. 

Sama seperti anak-anak yang belajar lato-lato, dia cari di internet, nonton yutub, hingga dia bisa. Kan dia menikmati semua prosesnya. Itu mainan dan hiburan buat dia. Belajar hanyalah satu tahapan kecil agar dia bisa lebih menikmati permainan itu. Coba aja kalau lato-lato itu dari awal bukan ditemukan sebagai permainan rumahan tapi merupakan pelajaran matematika atau fisika yang jadi kewajiban untuk kelulusan. Menghitung gaya sentrifugal dan percepatan bola dengan alat bernama lato-lato. Kira-kira apakah anak-anak akan menjadi se-semangat itu buat belajar?

 


Ps. Bonus tips dari istri saya, yang bikin dia jago bahasa inggris adalah karena mengidolakan orang barat, suka sama lagu atau filmnya, interaksi sama fansnya yang internasional. Mau nggak mau harus paham bahasa inggris kan. Salam Bieber fever.

Ditulis oleh:
Rmsp Alam
Bacaan 4 menit
Dilihat :
565

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait