Kita seringkali membandingkan diri dengan orang lain, baik dari segi penampilan, pendapatan, gaya hidup, dan masih banyak lagi. Seperti yang kita sering dengar: "comparison is the thief of joy" atau kalo diterjemahkan kurang lebih terdengar seperti "perbandingan adalah pencuri kebahagiaan". Tapi, apakah benar membandingkan diri dengan orang lain bener-bener membuat kita tidak bahagia?
Membandingkan diri ini terbentuk karena masyarakat dan membuat kita berpikir bahwa membandingkan diri adalah hal yang normal dalam kehidupan sehari-hari. Padahal kita tidak pernah diajarkan untuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Mungkin pernah, tapi konteksnya biasanya dalam "bersyukur." Kita pasti pernah dinasehati oleh kedua orang tua kita atau orang yang lebih tua dari kita untuk bersyukur dan membandingkan diri kita dengan orang yang kurang beruntung. Namun, seiring bertambahnya usia dan kemampuan berpikir yang semakin matang, kita malah makin sering membandingkan diri dengan orang lain.
Ketika saya masih kecil, saya cuman punya Nintendo di rumah. Sedangkan teman-teman saya punya PlayStation, saat itu saya cuman bisa menyisihkan uang jajan saya untuk bermain ke rental PS. Semakin besar, semakin banyak hal yang saya bandingkan dengan orang lain. Contohnya, "dia lebih mapan", "dia udah berkeluarga", "wah dia bisa ke luar negeri di umur yang masih muda", "seumuran saya tapi mobilnya udah ada 2", dan seterusnya. Dari sini kita bisa lihat kalau membandingkan diri dengan orang lain itu tidak akan ada habisnya.
Di era media sosial ini, kita seringkali dipaparkan dengan konten atau postingan seseorang mengenai hidup mereka. Dalam beberapa kasus, kita bisa melihat teman kita baru beli iPhone keluaran terbaru, jalan-jalan ke Switzerland, baru saja menikah, dan lain-lain. Tapi begitulah sosial media bekerja. Jarang sekali orang mau memposting kehidupan mereka yang normal dan biasa atau tidak banyak terjadi kejadian yang "Wah". Ketika terlalu lama terpapar dengan media sosial juga, kadang terlintas di pikiran kita, "kok hidup mereka enak ya dibandingkan sama saya?". Perbandingan diri kita dengan orang lain yang tidak ada habisnya yang membuat kita tidak bahagia atau merasa kurang dengan diri sendiri. Bahkan beberapa orang kadang membandingkan sesuatu yang pada dasarnya tidak bisa kita kontrol.
Memang kadang kita sering juga diberi saran untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Tapi ternyata, pernyataan itu sama aja kayak nyuruh orang sedih untuk bahagia. Tidak efektif. Sehingga timbul lagi pertanyaan, "apakah kita bisa berhenti membandingkan diri dengan orang lain?". Kalo warga mau tau jawabannya, coba tonton video ini deh.
Gimana perasaanya warga? Setuju ga sama video di atas? Kalo mungkin warga ada saran lain boleh banget komentarnya yaa...