Tahu gak Pak, 2017 kemarin, Indonesia dinobatkan sebagai fatherless country yang menempati peringkat 3 dunia, lho. Itu artinya ada banyak anak Indonesia yang menjadi “yatim” walau bapaknya masih hidup. Lho, kok, bisa? Iya karena banyak Bapak yang gak terlibat dalam pengasuhan.
Akhirnya anak-anak Indonesia mengalami yang namanya father hunger. Sebuah gangguan emosi karena orang itu gak pernah merasakan bapak hadir secara fisik atau psikis. Mungkin Bapak termasuk salah satu father hunger juga. Saya juga, Pak. Enggak enak banget sama bapak sendiri kayak orang asing.
Selain biar gak ngerasain father hunger, ini alasan2 lain kenapa Bapak kudu ikutan ngasuh anak, Pak:
1. Satu peran, segudang kebermanfaatan
Ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa peran Bapak sama pentingnya dengan Ibu di dalam pengasuhan.
Mengutip dari buku The Secret of Enlightening Parenting, anak yang diasuh oleh bapaknya cenderung lebih pintar secara akademis dan bisa menyelesaikan masalah. Dari sisi kematangan emosi, anak gak gampang depresi dan stress kalau lagi banyak masalah. Dari sisi sosial, anak juga lebih mudah bergaul dengan orang lain dan disiplin dengan peraturan.
2. Mengajarkan prinsip hidup dan ketegasan ke anak
Ibu cenderung mengambil keputusan berdasarkan emosi. Berbeda dengan Bapak yang dominan logika. Sehingga anak akan belajar ketegasan dan memegang teguh prinsip hidup.
Misalnya, anak belajar naik sepeda. Anak jatuh lalu menangis. Bisa jadi Ibu akan menuntun anak pelan-pelan. Lain cerita dengan Bapak. Anak jatuh, ditenangkan, lalu diminta buat lanjut belajar. Gak pakai dituntut, langsung dilepas.
Contoh lain, anak lagi main di rumah sepupunya. Biasanya, saat mau pulang, kakak/adik Bapak akan membiarkan anak Bapak membawa pulang mainan dengan berkata, “Udah bawa aja mainannya.” Di sini, Bapak akan menolak dan menjelaskan ke anak bahwa mainan itu bukan miliknya.
3. Memberikan kepastian identitas gender bagi anak
Dengan sering quality time, Bapak bisa tuh menjelaskan identitas gender anak sejak masih dini. Bapak bisa memberi tau perbedaan laki-laki dan perempuan dengan menjelaskan perbedaan Bapak dan Ibu. Cara singkat dan simpel ini jadi gak membuat anak bingung apakah dirinya laki-laki atau perempuan.
Bapak juga bisa tuh mengedukasi pendidikan seks ke anak. Pastinya bukan materi yang berat-berat. Ajari aja anak yang ringan-ringan, seperti jenis kelaminnya, fungsi alat reproduksinya, bagaimana merespon kalau ada orang lain yang menyentuh area sensitifnya.
4. Meredam anak perempuan yang rentan haus perhatian, depresi, dan seks bebas
Ada nih seorang psikolog anak, Elly Risman yang memberi tahu bahwa anak perempuan yang kering kasih sayang, perhatian, dan cinta dari ayah akan berdampak buruk. Biasanya nih mereka cenderung ingin menjadi pusat perhatian, mudah depresi, dan terjerat ke dalam seks bebas.
Wah, bahaya banget, kan?
5. Meredam peluang anak laki-laki yang nakal, agresif, kecanduan narkoba, dan seks bebas
Lain lagi dengan anak laki-laki, mereka yang fatherless akan nakal, agresif banget, mudah masuk ke perangkap narkoba, dan terjerat ke dalam seks bebas.
Ya, baik anak laki-laki dan perempuan punya satu kesamaan, yaitu: seks bebas.
Nah, itulah lima manfaat dari kehadiran ayah secara fisik dan emosi di dalam pengasuhan. Sebab anak bukan hape yang cukup diisikan kuota, ia juga punya hati yang butuh diberikan cinta dan welas asih.