Belakangan, beberapa temen saya akhirnya menyadari kalau mereka butuh penanganan profesional. Entah itu psikolog atau psikiater. Tapi, gak lama kemudian mereka balik lagi ke saya dan bilang kalau hasilnya gak sesuai ekspektasi.
Saya pikir, tidak ada yang salah dengan proses yang mereka jalani. Hanya saja, ada ekspektasi yang perlu disesuaikan.
Nah, kalau bapak mau coba ke psikiater atau psikolog, sebaiknya bapak pahami beberapa hal berikut ini. Supaya proses yang bapak jalani bisa lebih sesuai ekspektasi:
1. Bapak tidak akan langsung bahagia. Banyak orang yang berpikir kalau psikolog atau psikiater sama dengan dokter biasanya. Bapak datang ke sana karena merasa sakit dan berharap langsung sembuh setelah 1-2 kali kunjungan.
Sayangnya, sangat kecil kemungkinan ini bisa terjadi. Bapak datang ke psikolog atau psikiater untuk menyembuhkan luka lama. Mungkin menahun. Jadi sangat wajar kalau butuh banyak waktu juga supaya bener-bener bisa sembuh.
2. Mungkin Bapak akan sedikit kacau. Saat bapak datang ke psikiater atau psikolog, bapak akan diminta bercerita sedikit atau bapak tentang perasaan bapak, kejadian yang bapak alami, trauma bapak, dan hal-hal lainnya.
Mau tidak mau, bapak akan mulai membuka luka lama. Bapak mungkin akan diajak melihat dari sudut pandang yang lain. Diajak berpikir tentang memori masa lalu bapak dan menggali sisi yang selama ini bapak pendam.
Setelah pulang dari psikolog atau psikiater, bapak akan mulai berpikir dan merenung lebih banyak. Sehingga, bapak mungkin akan sedikit kacau karenanya. Tapi tenang saja, hal ini sangat normal. Bapak hanya perlu melanjutkan sesi terapi berikutnya.
3. Sabar dengan prosesnya. Tidak semua proses terapi dan pengobatan berlangsung menyenangkan. Bapak mungkin akan merasakan kembali marah, sedih, kecewa, atau bahkan mati rasa.
Tapi, seberat apapun prosesnya, bapak harus percaya kalau suatu hari nanti hasilnya akan baik. Jadi, berusahalah untuk sabar dengan proses yang bapak lewati.
4. Bapak bisa saja nggak sreg sama psikolog atau psikiaternya. Psikolog atau psikiater juga manusia. Dan sama seperti hubungan bapak dengan manusia lainnya, sangat wajar kalau bapak ngerasa gak sreg atau gak cocok.
Kalau memungkinkan, bapak bisa coba dengan psikolog atau psikiater lainnya. Yang terpenting, jangan merasa bersalah kalau bapak ngerasa psikolog atau psikiaternya ga pas sama bapak. Ini wajar banget, pak.
5. Beda orang bisa beda pengalaman. Bapak mungkin ngeliat temen bapak jadi lebih bahagia setelah ke profesional. Tapi kok bapak malah makin bingung?
Ganapa pak. Setiap orang punya pengalaman dan masalah yang berbeda. Makanya, pengalaman bapak ke profesional sama temen bapak bisa aja beda. Bahkan meskipun tempat dan dokternya sama.
Jangan menganggap kalau perbedaan itu karena kesalahan bapak. Santai aja pak. Bapak fokus aja sama proses terapi atau pengobatan yang bapak jalani. Gak usah terganggu sama proses orang lain, ya pak ya...
Pergi ke profesional seperti psikolog atau psikiater adalah bagian dari proses. Jadi, wajar banget kalau bapak gak langsung ngerasa bahagia.