4 topik finansial yang perlu adik2 bicarakan sebelum menikah

Bacaan 4 menit

Topik keuangan sangat jarang dibahas oleh pasangan saat masih dalam tahap pacaran, entah karena takut dinilai sebagai pribadi yang money-oriented atau alasan lainnya, tetapi yang pasti topik ini sangat tabu untuk dibicarakan. Padahal alasan ekonomi merupakan penyebab perceraian tertinggi di Indonesia setelah Perselihan & Pertengkaran.

Biasanya pasangan hanya mengetahui berapa pendapatan pasangannya, tetapi tidak terinfo perihal pengeluaran dan utang yang dimiliki pasangan. Tidak jarang kita melihat besaran penghasilan sebagai gambaran kondisi finansial seseorang, padahal ketika pengeluarannya lebh besar daripada penghasilannya, mau berapapun penghasilannya akan tetap jadi masalah.

Oleh karena itu, bicarakanlah sebelum adik2 telah terikat resmi. Berikut 4 topik yang bisa adik2 coba bicarakan dengan pasangan

Bagaimana kondisi keuangan secara utuh

Melainkan hanya bertanya terkait pendapatannya, adik2 bisa tanya lebih dalam lagi terkait pengeluaran bulanan, kepemilikan utang, tanggungan keluarga, asuransi, serta investasi yang telah dijalankan. Jika dirasa susah untuk bertanya langsung kepada pasangan, mungkin adik2 bisa mulai dengan cerita dari diri sendiri terlebih dahulu. Seperti, adik baru saja mulai mencoba investasi di saham, tanyakan pada pasangan terkait pendapatnya atau apakah ia juga sudah mulai berinvestasi tapi pada instrumen yang lain. Selain itu mungkin adik juga bisa bercerita betapa leganya setelah melunasi utang paylater, diikuti dengan bertanya apakah ia juga utang yang sedang berjalan.

Kepemilikan utang biasanya lebih sulit untuk diceritakan apalagi jika utang yang dimiiki menjadi tidak terkendali karena kesalahan pengelolaan uang yang pernah dilakukan. Tapi berbagi cerita dengan pasangan di awal dan memikirkan rencana ke depannya bersama jauh lebih baik dibandingkan menyembunyikannya dan menjadikan bom waktu dalam pernikahan.

Berikut beberapa poin yang dapat adik2 jadikan patokan apakah kondisi keuangan kita dalam kondisi yang baik atau tidak.

  • Tersedianya dana darurat dengan jumlah kurang lebih 3-6 kali pengeluaran bulanan
  • Pendapatan lebih besar dari pengeluaran
  • Utang yang terkelola dengan baik

 

Apakah terdapat kewajiban untuk membantu keluarga?

Mungkin adik2 sudah familiar dengan istilah Sandwich Generation belakangan ini. Ramainya perbincangan terkait hal tersebut disebabkan banyaknya keluarga mengalami pengalaman yang sama sehingga mereka merasa related dengan issue tersebut. Dimana artinya kondisi ini merupakan sesuatu yang jamak di masyarakat dan bisa jadi pasangan adik adalah salah satunya.

Jika saat ini tidak ada tanggungan keluarga yang harus dibayarkan, diskusikan pendekatan yang akan diambil jika suatu hari ada permintaan yang tidak bisa ditolak. Berapa besar dari pendapatan yang disepakati untuk dikeluarkan. Jika sudah sepakat di depan, maka masing- masing tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk membantu keluarganya.

 

Apa tujuan keuangan yang ingin dicapai

Begitu sudah diikat oleh hubungan pernikahan, adik2 dan pasangan saat ini sudah berada dalam wadah yang sama, sehingga keduanya perlu sepakat untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai, bukan sendiri-sendiri. Memiliki mimpi atau tujuan keuangan bersama bisa membuat Adik2 dan calon pasangan mengetahui apa saja yang perlu diprioritaskan dan bagaimana strategi pengelolaan keuangan yang paling cocok.

Dalam penetapan tujuan, adik2 dan pasangan perlu untuk fokus pada satu tujuan, apakah fokus melunasi utang, sambil menyewa rumah terlebih dahulu atau tetap melakukan KPR dan kemudian fokus untuk melunasi utang? Tidak ada yang benar dan yang salah, karena setiap orang memiliki prioritas yang berbeda. Sebagai pasangan yang hidup bersama, sudah pasti diperlukan komunikasi dan kompromi untuk berlayar dalam satu kapal.

 

Metode yang akan digunakan dalam pengelolaan keuangan

Penting untuk mendiskusikan siapa yang akan bertanggung jawab atas pengeluaran? Apakah semua ditanggung oleh satu pihak atau ada pembagian alokasi pengeluaran? Apakah perlu memiliki rekening bersama? Apakah perlu menggabungkan pendapatan bersama atau dikelola secara terpisah? Siapa yang sebaiknya mengelola keuangan?

Pasangan yang sudah menikah perlu memiliki kerjasama sebagai tim dalam mengatur keuangan keluarga. Salah satu caranya adalah dengan membagi peran antara suami dan istri, siapa mengambil peran operasional dan siapa mengambil peran strategis. Peran operasional meliputi pengaturan uang masuk dan uang keluar, tabungan, dan dana darurat sedangkan peran strategis meliputi pemilihan produk asuransi dan investasi untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai.

Jika hanya salah satu yang bekerja, maka bisa juga membagi peran keuangan. Satu pihak fokus bekerja mencari uang, dan pihak lainnya fokus dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Pembagian kerja yang jelas akan mencegah hal-hal buruk terjadi di kemudian hari. Idealnya, harus ada satu orang yang in charge dalam mengelola keuangan, jangan sampai keduanya tidak peduli dengan perencanaan keuangan. Agar tidak terjadi bocor yang tidak diinginkan.

Sehubungan dengan teknis pengelolaannya, ada tiga tipe pengelolaan keuangan yang bisa digunakan oleh pasangan yang sudah menikah:

 

  • Joint Money Management

Pasangan memilih untuk menggunakan rekening bersama dalam mengelola semua pemasukan dan pengeluaran. Semua pengeluaran diambil dari rekening ini tapi masing-masing pasangan tetap diberikan alokasi bebas untuk berbelanja sesuai keinginannya.

  • Separate Financial Accounts

Pasangan memilih untuk mengelola keuangannya secara terpisah dengan rekeningnya masing-masing. Walaupun pengelolaan dilakukan secara terpisah, masing-masing tetap berkontribusi terhadap tujuan keuangan yang telah disepakati. Misalnya, suami bertanggung jawab untuk pendidikan anak, sedangkan istri untuk kebutuhan sehari-hari.

  • Hybrid Financial Accounts

Pasangan memilih untuk mengelola keuangannya secara terpisah, tapi juga membuat sebuah rekening bersama untuk pengeluaran bulanan. Cocok dipergunakan untuk pasangan yang ingin mengatur keuangannya secara mandiri, tapi juga berkontribusi kepada pengeluaran bulanan.

 

Tidak ada yang paling bagus diantara ketiganya, tapi pastikan untuk dikomunikasikan agar keuangan keluarga nantinya bisa lebih teratur dan terarah.

Ditulis oleh:
Papanya Gretta
Bacaan 4 menit
Dilihat :
463

Bagikan Artikel Ini

Artikel Terkait